Untung atau Buntung Pramono-Rano Gaet Cak Lontong Jadi Ketua Timses

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Komedian Lies Hartono alias Cak Lontong didapuk sebagai ketua tim pemenangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur dari PDIP, Pramono Anung-Rano Karno, di Pilgub Jakarta 2024.

Nama Cak Lontong diumumkan langsung oleh Pramono saat berjamu ke Museum Bang Yos milik eks Gubernur Jakarta Sutiyoso di area Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (5/9).

Selain itu, Maudy Koesnaedi dan Cornelia Agatha menjadi wakil ketua tim sukses Pramono-Rano. Posisi nan diemban Maudy dan Cornelia itu membawa nostalgia sinetron 'Si Doel Anak Sekolahan' dalam cerita nan berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, Cornelia dulu berkedudukan sebagai Sarah, Maudy sebagai Zaenab, dan Rano Karno sebagai Doel dalam sinetron legenda itu.

Pemilihan posisi tim pemenangan Pramono-Rano itu menjadi sorotan sejumlah pihak lantaran pentolan timses kali ini banyak diisi oleh sosok di panggung intermezo daripada elite parpol.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menilai pemilihan Cak Lontong sebagai ketua tim pemenangan bisa menjadi pisau bermata dua bagi Pramono-Rano.

Kendati belum memandang gimana corak kampanye Cak Lontong nantinya, tetapi kemungkinan besar Cak Lontong bakal tetap berkedudukan sebagai seorang komedian.

Dengan akibat itu, Jamiluddin menilai publik bisa saja tidak menganggap serius perihal tersebut, sehingga pesan-pesan nan disampaikan Cak Lontong berujung angin lampau alias hanya dianggap sebagai dagelan.

"Sebagai komedian apa nan diucapkan Cak Lontong bisa jadi bakal dinilai kurang serius. Masyarakat bakal menganggap ungkapan dan ajakannya hanya bagian dari hiburan," kata Jamiluddin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (6/9).

"Bahkan tak menutup kesempatan bakal berakibat bumerang," imbuhnya.

Jamiluddin beranggapan andaikan output nan dihasilkan seperti itu, maka tujuan dari kampanye untuk mengenalkan tokoh dan program Pramono-Rano bakal kurang efektif. Sebab masyarakat tidak menangkap kesungguhan di sana.

"Ada kesan PDIP tidak serius mengusung Pramono-Rano. PDIP dengan menetapkan Cak Lontong sebagai ketua timses mengesankan hanya menjadikan Pilkada Jakarta sebagai dagelan," ucapnya.

Namun di sisi lain, Jamiluddin juga menilai pemilihan Cak Lontong sebagai ketua timses bakal memberikan angin segar pada gelaran Pilkada 2024. Sebab selama ini, ketua timses biasanya merupakan elite parpol alias tokoh nan tenar di kalangan politisi.

Ia pun menilai strategi PDIP kali ini kemungkinan berambisi agar Cak Lontong menciptakan model kampanye nan serius tapi santai. Biasanya, style kampanye seperti itu disukai oleh anak muda sehingga bisa saja membawa untung besar untuk paslon tersebut.

"Di satu sisi style komedian disenangi generasi milenial. Hal itu terbukti dari banyaknya audien Acara Stand Up Comedy, nan juga melibatkan Cak Lontong sebagai komentator alias juri," kata dia.

Jamiluddin pun dalam perihal ini menilai semestinya PDIP lebih memilih sosok seperti Basuki Tjahaja Purnama namalain Ahok sebagai Ketua Tim Pemenangan Pramono-Anung, karena Ahok sudah dikenal seluruh masyarakat Jakarta.

Selain itu, dia menyebut Ahok secara budaya dapat mewakili etnis Tionghoa. Ahok juga salah satu panutan etnis Tionghoa di Jakarta.

"PDIP tampaknya lebih pas menunjuk Ahok sebagai Ketua Tim Sukses Pramono-Rano. Melalui Ahok, diharapkan dapat menarik etnis Tionghoa untuk memilih paslon nan diusung," jelas Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu.

Namun pada akhirnya, PDIP telah memutuskan keputusan mereka dalam membentuk struktur tim pemenangan Pramono-Rano. Oleh karena itu, Jamiluddin mewanti-wanti agar PDIP tetap serius mengampanyekan kadernya di Jakarta lewat style politik nan serius.

Sebab rival nan lain, misalnya Ridwan Kamil-Suswono disebut bakal menggaet tim pemenangan dengan struktur inti dari elite parpol nan berada di Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.

"Karena hakekat kampanye adalah membujuk orang untuk memilih calon nan diunggulkannya," ujar Jamiluddin.

Strategi gaet generasi Z

Tak jauh berbeda, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib menilai pemilihan Cak Lontong sebagai Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano menurutnya menjadi strategi baru dari PDIP untuk menggaet generasi Z.

Apalagi berasas hasil rekapitulasi DPT nan sudah ditetapkan oleh KPU DKI Jakarta, berkaca pada Pemilu 2024, sebanyak 51 persen pemilih adalah golongan generasi Z dan milenial.

"Gen Z itu kan mendominasi dalam DPT. Dengan menjadikan politik menjadi kocak misalnya, ini mungkin strategi BDIP, dan Cak Lontong itu bisa diterima di Gen Z," kata Adib kepada CNNIndonesia.com, Jumat.

Adib menilai PDIP mau menargetkan para pemilih pemula dan pemilih nan tetap melayang-layang alias swing voters untuk mengenal lebih baik terutama Pramono Anung nan kurang eksis di anak muda lewat guyonan Cak Lontong.

"Sehingga untuk mendekatkan politik dengan jalan jalur komedi menurut saya ini sebuah strategi," imbuhnya.

Adib pun beranggapan cara-cara itu bisa saja berhasil, meski tidak 100 persen. Membawakan angin segar dalam kampanye tentu saja poin plus untuk menyajikan kontestasi politik nan riang gembira.

Apalagi langkah PDIP nan juga menggaet 'Sarah' dan 'Zaenab' nan lekat dengan Rano Karno melalui sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Bisa saja generasi baby boomer dan Gen X juga bakal terpancing untuk mengenal lebih dalam Pramono-Rano lewat kampanye nan berjalan.

"Ketika tingkat kepopuleran itu tinggi, nan melekat di hati masyarakat, saya kira untuk mengakselerasi, sosialisasi, untuk meyakinkan kepada orang pilih menurut saya bisa lebih sigap juga akselerasinya," jelas Adib.

Namun di sisi lain, bisa saja sebagian dari pemilih muda juga beranggapan bahwa PDIP tidak serius dalam Pilkada 2024 lantaran tidak menjadikan elite parpol nan berbobot sebagai ketua tim pemenangan.

Oleh karena itu, Adib pun menilai strategi nan dilakukan PDIP itu bisa membawa hasil nan untung ataupun sebaliknya. Namun nan terpenting adalah setiap paslon kudu bisa menawarkan program kerja nan bermanfaat, adil, dan berkepanjangan bagi warga.

"Karena kan jika tim pemenangannya ada Cak Lontong, berfaedah ini kan di luar pakem," ujar Adib.

"Maksud saya adalah selama ini pertarungan politik ketua tim pemenangannya ya orang-orang nan normatif politik, nan gimana berasal dari politik inti alias kader dalam sebuah partai," imbuhnya.

(khr/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional