Update Fakta Kasus Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Padang Pariaman

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi masih terus memburu pelaku pembunuhan terhadap Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan nan ditemukan tewas dalam kondisi tanpa busana di Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Jasad remaja wanita berumur 18 tahun itu ditemukan terkubur dan ditutupi dedaunan pada Minggu (8/9). Korban sukses ditemukan setelah sebelumnya sempat dilaporkan lenyap usai berdagang gorengan di sekitar rumah pada Jumat (6/9) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut CNNIndonesia.com rangkum fakta-fakta terkini kasus pembunuhan gadis penjual gorengan tersebut:

Bekas luka di wajah dan kaki

Kapolres Padang Pariaman AKBP Faisol Amir mengatakan dari hasil pemeriksaan luar ditemukan sejumlah jejak luka kekerasan bentuk pada area wajah dan kaki korban.

Kendati demikian, Faisol mengaku belum bisa memastikan apakah korban juga sempat mengalami pemerkosaan alias tidak sebelum akhirnya ditemukan tewas.

"Korban mendapatkan kekerasan bentuk di bagian kaki dan wajah, itu terlihat tidak normal di bagian itu. Untuk NKS merupakan korban kekerasan seksual itu kita tunggu hasil autopsi dulu. Karena hasilnya belum keluar," tuturnya.

Kantongi terduga pelaku

Dalam kasus ini, Faisol menyatakan saat ini interogator telah mengantongi identitas dari terduga pelaku pembunuhan terhadap Nia. Hanya saja, dia mengatakan belum bisa mengungkap lebih jauh ihwal sosok terduga pelaku itu.

"Kami tetap memetakan dulu, lantaran terduganya ada. Tapi kami belum bisa menyampaikan," tuturnya.

Temukan baju hingga cincin korban

Faisol menambahkan saat ini interogator juga telah sukses menemukan sejumlah peralatan bukti berupa busana hingga cincin nan terakhir lali sempat dikenakan korban.

Rini Wahyuni selaku kakak korban juga turut membenarkan andaikan busana nan ditemukan polisi tersebut merupakan busana nan dikenakan adiknya saat berjualan.

"Sebagai kakaknya, saya membenarkan ini adalah pakaiannya," ujarnya saat menerima busana tersebut.

Kerahkan anjing pelacak

Kasat Reskrim Polres Padang Panjang Iptu AA Reggy mengatakan pihaknya kembali mengerahkan sejumlah anjing pencari ke letak penemuan jasad korban.

Reggy menjelaskan pengerahan anjing pencari tersebut sengaja dilakukan dengan angan dapat kembali menemukan peralatan bukti mengenai kasus tersebut.

"Kami tadi turun lagi ke TKP untuk mencari beberapa peralatan bukti nan belum ditemukan. Pencarian di backup juga oleh Polda Sumbar," tuturnya.

Tulang punggung keluarga, berjuang mau kuliah

Kakak korban, Rini Wahyuni, mengatakan almarhumah selama ini dikenal bekerja keras, termasuk untuk berkuliah.

"Salah satu perihal nan mendorong dia untuk tetap bekerja keras sampai sekarang, berdagang gorengan keliling adalah untuk bisa beli laptop. Dia mau kuliah," kata Rini Wahyuni, kakak Nia saat ditemui CNNIndonesia.com di rumah duka, Jumat (13/9/).

Dia mengatakan gorengan itu bukanlah makanan nan dibuat Nia ataupun sang ibu. Gorengan milik tetangganya nan menjalankan upaya tersebut.

"Nia itu hanya membantu menjualkan saja," terangnya.

Untuk setiap gorengan nan terjual, Nia mendapat untung Rp200.

"Gorengan Rp1000 [per satuan]. Setorannya Rp800. Uang itu buat beli laptop," katanya.

Rini mengatakan korban juga selama ini merupakan salah satu tulang punggung family untuk membantu membiayai ibu dan dua adiknya lain. Sepengetahuan Rini, selama ini Nia tak punya musuh.

"Sepengetahuan saya tak pernah ada. Nia itu anak baik, pendiam. Tak banyak ulah," katanya.

Keluarga berambisi pelaku segera bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

"Kami geram sekali. Tega-teganya orang melakukan seperti itu," katanya menahan tangis.

(tfq, ned/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional