Update Korban Kebakaran Gudang Gas Elpiji Bali, 13 Dirawat 3 Meninggal

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Denpasar, CNN Indonesia --

Kebakaran penyimpanan gas elpiji di Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali pada akhir pekan lampau menyantap korban jiwa hingga tiga orang dan belasan lain tetap dirawat.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Ngoerah, Dr Affan Priyambodo, mengatakan pihaknya menetapkan penanganan korban peristiwa kebakaran penyimpanan gas nan terjadi pada Minggu (9/6) itu sebagai Kejadian luar biasa (KLB).

Sebelumnya, kata dia, total pasien korban kebakaran penyimpanan gas nan dirawat di rumah sakit itu sejak Minggu ada 16 orang. Jumlah itu termasuk pasien dari empat rumah sakit rujukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan kejadian luar biasa, terhadap ledakan penyimpanan gas dengan total pasien nan datang ke Rumah Sakit Prof Ngoerah ada 16 orang nan diterima mulai tanggal 9 Juni pukul 07.45 WITA dari empat rumah sakit rujukan," kata Affan, saat konvensi di RSUP Prof Ngoerah, Selasa (11/6).

Ia menerangkan, ada empat korban nan langsung diantar masyarakat ke Prof Ngoerah dan ada tujuh pasien rujukan dari Rumah Sakit Mangusada, Badung. Kemudian ada tiga orang korban rujukan dari Rumah Sakit Surya Husada, Denpasar. Dan, dua orang korban rujukan dari Rumah Sakit BaliMed, Denpasar.

"Jadi total ada 16 korban luka bakar nan datang ke rumah sakit Prof Ngoerah. Kondisi dari 16 pasien ini per jam ini ada 13 orang tetap dirawat, dan 3 orang sudah wafat alias meninggal dunia," ujar Affan.

Kepala Instalasi Rawat Intensif RSUP Prof Ngoerah Dr I Putu Kurniayanta mengatakan nan menyebabkan tiga korban meninggal bumi dalam perawatan, lantaran kondisi luka bakar cukup berat.

"Yang menyebabkan meninggalnya itu, lantaran kondisi nan cukup berat dari luka bakarnya. Kalau kami di ICU, jika lebih dari 70 persen (luka bakar) itu dihitung dari seluruh tubuhnya itu sudah kemungkinan berat dari paru-paru dan jantungnya (juga terpengaruh)," ujarnya.

Kurniayanta juga menyebutkan, bahwa saat pasien tiba di Ruang intensive care unit (ICU) penanganan sudah dilakukan sangat optimal dengan memberikan support pernafasan dan memberikan cairan lantaran dengan luka bakar korban kehilangan cairan.

Sementara, untuk korban nan meninggal bumi pertama adalah berjulukan Edi Herwanto pada Senin (10/6) awal hari, korban kedua adalah Purwanto pada Senin (10/6) sekitar pukul 10.00 WITA, dan korban ketiga adalah Yudis Aldyanto pada Selasa (11/6) awal hari tadi.

Dokter Bedah Plastik di RSUP Prof Ngoerah Dr I Gusti Putu Hendra Sanjaya  mengatakan ketiga korban meninggal bumi rata-rata luka bakar di atas 60 persen.

"Untuk korban Yudis (luka bakar) 88 persen, Purwanto (luka bakar ) 74 persen, dan Edi nyaris 90 persen," ujarnya.

Polisi tetap selidiki

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan pihaknya tetap menunggu pemeriksaan dari labfor Polda Bali untuk mengetahui penyebab kebakaran penyimpanan gas elpiji itu.

"Masih menunggu hasil pemeriksaan labfor," kata Kombes Jansen, saat dikonfirmasi Senin (10/6).

Jansen menerangkan menurut keterangan para saksi atas peristiwa kebakaran di Gudang satuan gas elpiji adalah milik CV. Bintang Bagus Perkasa. Kebakaran terjadi sekitar pukul pukul 06.10 WITA pada Minggu pagi lalu.

Pertamina: bukan pemasok alias pangkalan resmi

Sementara itu Pertamina menyatakan penyimpanan gas nan kebakaran itu bukanlah milik pemasok alias pangkalan resmi di Bali.

Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan itu diketahui setelah pihak Pertamina Patra Niaga wilayah Bali telah melakukan pengecekan ke letak kejadian. Lokasi itu, katanya, diduga tempat tersebut merupakan praktik pengoplosan gas tabung elpiji.

Gudang tersebut diduga merupakan tempat praktik pengoplosan lantaran didapati gas tabung dengan ukuran 3 kg, 12 kg, dan 50 kg.

"Dan hasil pengecekan disampaikan, bahwa penyimpanan elpiji 3 kg nan diduga menjadi tempat pengoplosan tersebut bukan merupakan pemasok alias pangkalan LPG Pertamina," kata Ahad, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/6) malam.

Ia menyebutkan, bahwa untuk saat ini pihaknya menunggu hasil investigasi dari pihak kepolisian apakah penyimpanan tersebut adalah betul tempat pengoplosan gas elpiji.

"Saat ini pihak Pertamina menunggu hasil investigasi dan rilis resmi dari kepolisian," ujarnya.

(kdf/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional