TEMPO.CO, Jakarta - Wacana pemutusan hubungan kerja di lingkungan PT Pos Indonesia santer terdengar. Pengurus serikat pekerja menjelaskan argumen rencana pemutusan kerja muncul lantaran produksi di perusahaan nan bergerak di jasa kurir dan logistik ini telah berkurang.
"Rencana PHK besar-besaran di Kantor Pos mengenai adanya robotisasi alias sistem mesin robot sebagai perangkat sortir," kata Ketua Umum Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat, Andi Siswanto, melalui sambungan telepon, pada Kamis, 4 Juli 2024.
Andi mengatakan, rencana PHK itu belum dilakukan. Alasannya manajemen perusahaan perlu melakukan sosialisasi perihal robotisasi. Menurut dia, rencana tenaga kerja nan bakal diberhentikan adalah pegawai bagian bagian sortir. "Terutama di bagian sortir, seperti kiriman barang," ujar dia.
Dia mengatakan, saat wacana pemutusan kerja di Pos menguar, serikat pekerja langsung merespons percakapan tersebut. Salah satu respons nan dilakukan serikat pekerja adalah berunjuk rasa di instansi pusat PT Pos Indonesia Bandung, Jalan Cilaki Nomor 73, Bandung, Jawa Barat, pada 25 Juni lalu.
"Nah, ada titik terang bahwa bakal lebih dulu disosialisasikan mengenai adanya program robotisasi," ucap dia, seperti disampaikan manajemen Pos di Bandung saat menemui pekerja di hari demo. Dia mengatakan, rencana pemecatan tenaga kerja bukan semata-mata soal robotisasi.
Namun, dia menjelaskan, rencana PHK itu bakal diambil oleh perusahaan lantaran produksi peralatan di Pos Indonesia melemah. "Berkenaan dengan tuntutan nan kami ikut dalam tindakan solidaritas adalah rendahnya produksi, sementara jumlah tenaga kerja terlalu banyak. Jadi korelasinya ke sana," ujar dia.
Iklan
Dia bercerita, Pos Indonesia tengah berkonsentrasi di kiriman logistik dan kurir. nan dimaksud produksi, kata dia, adalah banyaknya kiriman masuk nan dipercayakan kepada PT Pos, baik dari ritel maupun korporat. Menurut dia, Pos Indonesia berambisi dari retail alias pelaku upaya nan mengirim peralatan menggunakan jasa Pos.
Namun sekarang banyak e-commerce, seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, kata dia, telah mempunyai bagian alias bagian kurir tersendiri. Sehingga perihal itu mempengaruhi produksi di Pos Indonesia. "Akhirnya inilah nan berkapak kepada menurunnya tingkat produksi nan kami lakukan," kata dia. "Produksi dalam kaitan pengiriman peralatan melalui PT Pos."
Andi menjelaskan, lantaran minimnya tingkat produksi nan diperoleh Pos, sehingga perusahaan merasa perlu adanya pengurangan tenaga kerja. Sehingga efisiensi dalam perusahaan nan rentan terjadi, kata Andi, pemecatan karyawan. "Atau program pensiun awal nan tentu merugikan kami semuanya," ucap personil Federasi Serikat Pekerja Aspek itu kepada Tempo.
Dia mengatakan, Pos Indonesia adalah perusahaan nan mempunyai banyak jaringan di Indonesia. Proses kerjanya adalah menerima kiriman dari satu wilayah untuk dikirimkan ke wilayah lain. "Nah gimana wilayah lain bisa bekerja ketika suplai produksinya tidak ada dari wilayah-wilayah ini. Terutama dari wilayah ibu kota dan kota-kota besar, enggak ada," ucap dia. Rencana PHK itu, tutur dia, berkapak ke seluruh Pos Indonesia.
Pilihan Editor: Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Cek Harga Tanah di Sekitarnya