Wakil Menteri Pertanian Sebut Tidak Harus Ada Susu di Makan Bergizi Gratis

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyatakan Kementerian Pertanian tidak mau memaksakan kesiapan susu sapi, sebagai salah satu menu program makan bergizi gratis. Hal tersebut merupakan program nan dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan.

"Jadi kami tidak mau memaksa, memaksakan kudu susu lantaran kan makan bergizi itu kan bukan berfaedah minum susu," ujar Sudaryono ketika ditemui di Kementan, Jakarta, pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Menurut dia, program makan bergizi cuma-cuma tidak hanya tentang meminum susu. Namun, kata Sudaryono, program itu merupakan upaya dalam mencukupi kebutuhan protein terhadap ibu mengandung hingga anak-anak sekolah.

"Makan bergizi itu artinya makan dengan jumlah protein nan cukup untuk ibu mengandung untuk anak-anak kita nan sedang sekolah," ucap dia. 

Sementara itu, Sudaryono mengatakan, Kementerian Pertanian bakal terus meningkatkan kesiapan susu sapi untuk program makan bergizi gratis. Hal itu, kata dia, seiring dengan permintaan nan dibutuhkan untuk program itu. 

"Sehingga kelak pelan-pelan seiring dengan produktivitas susu, kita (Kementan) bakal tingkatkan tentu saja kita mau ngasih susu di beberapa daerah," tutur Sudaryono. 

Dia menjelaskan tentang skema penyediaan susu sapi di setiap wilayah dalam program makan bergizi gratis. Sudaryono mengatakan, bakal memanfaatkan beragam sentra susu sapi nan ada di Indonesia.

"Sentral-sentral susu seperti di Banyumas misalnya di Baturaden, kemudian di Boyolali dan seterusnya nan dia dekat dengan sentral susu ada beberapa sekolah nan makan bergizinya kelak ada susunya," ujarnya.

Iklan

Sudaryono mengharapkan, skema nan dibuat kementeriannya untuk memenuhi kebutuhan protein dalam makan bergizi cuma-cuma dapat melangkah optimal. Dia mengatakan, bakal memperbanyak industri susu sapi nan terdapat di beragam wilayah di Indonesia. 

"Susunya diambil dari peternak nan memang ada di sekitar sekolah itu dan kita berambisi kelak jika indukan kita makin banyak, maka makin banyak sekolah nan bakal diberikan susu," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono, mengatakan pembangunan industri susu sapi perah di Poso diperkirakan menggenjot produksi susu nasional hingga 1,8 juta ton. Ia menyebut sasaran ini dapat dicapai dalam tiga hingga lima tahun.

Dengan begitu, kata Arief, produksi ini dapat memenuhi sekitar separuh dari kebutuhan nasional nan saat ini tetap berjuntai pada impor, ialah sebesar 3,7 juta ton per tahun. “Kerja sama ini difokuskan pada peningkatan kapabilitas produksi dalam negeri guna mencapai kemandirian pangan,” ucapnya kepada Tempo, Ahad, 27 Oktober 2024.

Menurutnya, kebijakan itu merupakan langkah Kementan untuk menekan ketergantungan impor dan memperkuat industri lokal. Langkah ini, kata Arief, sejalan dengan pengarahan Presiden untuk mencapai kemandirian pangan nasional.

Ia menambahkan rencana pembangunan industri susu sapi perah ini juga diharapkan membawa akibat positif berupa pembuatan lapangan kerja, penurunan nomor pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan di sekitar letak investasi.

Pilihan Editor: Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti Sebut Siap Lanjutkan IKN: Kami Selesaikan Semuanya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis