TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyoroti tiga aspek nan menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku kembang nan tinggi, nilai komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Faktor pertama nan disebut Suahasil adalah suku kembang nan tinggi. Menurut dia, kondisi suku kembang di bumi tetap bakal tetap tinggi. "Kalau suku kembang di bumi tetap tinggi, maka bumi upaya kita perlu dibantu, lantaran nan namanya bumi upaya itu sangat memerhatikan suku bunga," katanya dalam agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024.
Suahasil mengatakan, beragam macam perihal dapat menyebabkan suku kembang menjadi tinggi. Di dalam negeri misalnya, pada 24 April lampau Bank Indonesia akhirnya memutuskan untuk meningkatkan suku kembang referensi menjadi 6,25 persen. Keputusan ini diambil salah satunya untuk menjaga stabilitas rupiah.
Faktor kedua nan tak kalah krusial dan sangat berpengaruh untuk RI, kata dia, adalah nilai komoditas, terutama minyak bumi. Dia mengatakan, banyak provinsi, kabupaten dan kota nan merupakan penghasil minyak bumi. Selain itu, banyak pula wilayah nan memiliki komoditas lampau diperjualbelikan dan masuk ke pasar global.
"Seluruh harga-harga komoditas ini kudu kita perhatikan. Khusus untuk pemerintah pusat, nilai minyak bumi menentukan besarnya pos pengeluaran di dalam APBN. Terutama subsidi dan kompensasi atas subsidi energi, non-energi, termasuk pupuk dan lainnya."
Iklan
Faktor ketiga nan disebut Suahasil adalah kurs rupiah terhadap dolar AS. Saat ini, tuturnya, stabilitas kurs rupiah terus dikawal oleh otoritas terkait.
"Secara khusus, APBN terus memperhatikan kondisi nan berjalan secara perincian ini. Kami secara rutin melaporkan, menyampaikan gimana APBN itu sudah terlaksana sampai dengan saat terakhir," kata Suahasil.
Pilihan Editor: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan