ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Jumat, 02 Agu 2024 19:32 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya Armuji mempersilakan pengelola sekolah swasta, ialah SMP dan SMA Petra Surabaya ataupun perwakilan penduduk Manyar untuk menempuh jalur norma guna menyelesaikan sengketa mereka.
Hal itu dikatakannya setelah melakukan mediasi antara kedua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Armuji mengatakan polemik nan terjadi antara kedua pihak dipicu sekolah nan menolak kenaikan iuran keamanan nan diminta pihak RW setempat. Imbasnya, penduduk memutuskan untuk menutup satu-satunya akses jalan menuju sekolah.
"Awalnya Rp25 juta [perbulan], naik Rp32 juta itu sekolah tetap mau bayar. Dinaikin lagi jadi Rp35 juta sekolah enggak mau, keberatan," kata Armuji, saat dikonfirmasi, Jumat (2/8).
Pihak RW menyebut iuran tersebut digunakan untuk bayar penghasilan satpam nan berjaga di lingkungan setempat. Namun sekolah mengeluh tak pernah mendapat transparansi alias pertanggungjawaban.
"Pihak sekolah audit sendiri, [iurannya] buat bayar 30 Satpam, Satpamnya gajinya hanya Rp2,5 juta, terus itu kali 30 hasilnya hanya berapa, sisanya tetap banyak uangnya," jelas Armuji.
Di sisi lain, penduduk belakangan juga berdasar kenaikan iuran itu lantaran sekolah dianggap jadi biang kemacetan. Armuji lantas menyimpulkan perseteruan itu dipicu oleh nilai iuran nan tak cocok.
"Saya ngomong, jika iurannya cocok enggak [alasan ada] macet, tapi jika [nilai iuran] enggak cocok, dikata macet. Itu juga jalan umum, bukan milik perorangan lantaran sudah jadi akomodasi umumnya Pemkot," ujarnya.
(frd)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.